Cinta di Akhir Nada
Oleh : Willy Irmawan
Oleh : Willy Irmawan
Matahari mulai memanas dan keringat mengucur di dahiku. Masih empat lagu
yang belum kubawakan, tapi ku tak sanggup lagi tuk berdiri. Akhirnya
kupaksakan raga ini tuk menghibur ribuan orang. Dan akhirnya acara ini
pun selesai sudah.
Sampai di rumah, aku langsung terkulai lemas menunggu saat ku menutup
mata. Akhirnya ku tertidur. Kicauan burung membangunkanku di pagi itu.
Kurasakan cacing perutku berdemo ingin di beri makanan. Lalu ku
berjalan selangkah demi selangkah menuju meja makan.
Betapa terkejutnya aku melihat meja makan yang penuh dengan makanan.
“Siapa yang memasaknya?” tanyaku dalam hati. Tiba-tiba muncul sosok
wanita berambut panjang berbaju putih muncul di balik pintu dapur. Dan
ternyata adalah kekasihku.
Dia adalah Angel, wanita yang sangat kucintai . Penyabar, jujur,
perhatian dan setia adalah sifatnya. Banyak lagu yang kuciptakan karena
terinspirasi darinya. Dari bidadari yang hinggap dihatiku dan menjelma
sebagai kekasih dalam hidupku.
“ Sejak kapan kau disini ? ”, tanyaku
“ Sejak kau masih tidur. ”, jawabnya dengan senyuman manis
“ Mengapa kau tak bangunkanku ? ”, tanyaku
“ Kulihat kau begitu lelah dan menikmati tidurmu. ”, jawabnya
Karena cacing perutku meronta-ronta, ku lahap roti keju yang ada di hadapanku. Angel melirikku dengan senyuman.
“Lapar ya ?”, tanya Angel dengan nada manja.
“Ho’oh”, jawabku dengan menganggukkan kepala.
Sesaat kemudian, aku mendapat telepon dari produser untuk
menghadiri meeting dengannya . Padahal di hari itu juga aku berjanji
pada Angel untuk menemaninya pergi ke rumah orang tuanya di Bogor.
Akhirnya rencana itu pun pupus sudah dan Angel tidak jadi pergi ke Bogor
karena aku harus meeting dan menggarap project dengan produser. Aku
pun berjanji pada Angel bahwa bulan depan aku akan menemaninya ke Bogor.
Setiap malam aku menciptakan lagu untuk mempersiapkan album baruku
yang akan dirilis bulan depan . Sehingga waktu luangku habis hanya untuk
membuat lagu dan waktu untuk Angel menjadi terbengkelai. Setiap kali
Angel mengajakku bertemu aku selalu mengelak dengan alasan pekerjaan.
Tak terasa sudah tiga minggu aku tidak berjumpa dengan Angel. Rasa
rindu tumbuh subur dihatiku. Tetapi saat aku bertemu dengan Angel,
sifatnya sedikit agak berubah. Dia tampak pendiam dan lebih pasif.
Tidak seperti biasanya yang periang dan murah senyum. Mungkin dia agak
marah karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku. Hal itu tak
kutanggapi dengan serius.
Sehari sebelum launching album , produser mengadakan meeting dan
diakhiri dengan check sound. Hari yang kutunggu akhirnya tiba. Aku
berharap launching album ini berjalan seperti yang ku inginkan dan album
yang ku garap meledak dipasaran.
Di awal acara aku mendapat telepon dari Angel yang menagih janji
untuk menemaninya pergi ke Bogor. Akhirnya kuputuskan agar Angel
berangkat sendiri dan aku akan menyusulnya besok pagi. Tanpa jawaban,
Angel langsung memutus telepon. Hal itu tak kutanggapi dengan serius .
Dan acara ini pun berjalan sukses.
Tiba-tiba ada kabar yang menyebutkan bahwa Angel telah mengalami
kecelakaan lalu lintas. Aku pun langsung bergegas menuju rumah sakit.
Tetapi kedatanganku sudah terlambat. Angel terlebih dahulu pergi
sebelum aku datang.
Air mataku jatuh terurai saat ku melihat sosok yang kucinta telah
terbujur kaku di hadapanku. Wajahnya seolah tersenyum menyambut
kedatanganku. Menyambut kedatangan orang yang tak punya mata hati.
Kulihat secarik kertas di samping tubuh Angel yang ternyata adalah
pesan terakhirnya. Dalam pesan itu Angel menulis tiga kata yang
membuatku sangat menyesal. “ Kutunggu Kau Disana “ itulah pesan yang
ditulis Angel sebelum ia pergi ke Bogor. Ternyata dia sudah merasakan
apa yang akan dia alami.
Mungkin, batu nisan pisahkan dunia kita, namun dirimu akan selalu
ada di hidupku. Menemani dalam setiap detak jantung hingga merasuk
dalam palung jiwa. Penyesalan yang selalu datang takkan membuatmu
kembali. Namun kuyakin kau telah bahagia di singgasana surga.
Maafkan aku Angel.
THE END